Ada yang istimewa di Galeri Seni ISA, Wisma 46 Jakarta, 17 Februari – 1 April 2024. Pameran Biophilia: Shattering Illusion. Karya seni yang ditampilkan, sungguh tak biasa karena dirangkai, dirajut, ditenun, diproses dari berbagai macam limbah yang berserakan di sekeliling kita.
Sebanyak 12 seniman visioner, meramaikan pameran dengan karya-karya yang menginspirasi. Mereka: Arahmaiani, Ari Bayuaji, Arin Dwihartanto, REEXP Evan Driyananda dan Attina Nuraini, Elissa Gjertson (Plastik Kembali), Eun Vivian Lee, Franziska Fennert, Hedwige Jacobs, Ines Katamso, Mulyana, Nor Tijan Firdaus, dan Wishulada Panthanuvong.

Karya Hedwige Jacobs
Meski berbahan material buangan, karya-karya yang dipamerkan sangat cantik. Karya Elissa Gjertson (Plastik Kembali) yang ditampilkan di tengah ruangan misalnya, menggunakan bahan daur ulang polypropylene yang dipadu dengan batangan-batangan kawat baja. Berjudul Taman Teratai, karya seni berukuran 230×230 cm, membuat tamu-tamu yang datang berhenti dan mengamati.

Karya Elissa Gjertson (Plastik Kembali)
Attina Nuraini dan Evan Driyananda juga membuat pengunjung pameran tertegun dengan kreasinya yang tersusun dari pretelan limbah plastik hingga logam. Keduanya merangkai berbagai objek yang mereka temukan dalam instalasi-instalasi berjudul Selfie, Imaginary Dance, Neda Nyalira dan Circle of Life.

Karya Ari Bayuaji
Karya Ari Bayuaji yang dipamerkan, bertajuk: A Prosperous Island dan The Calm Waves of Sanur. Keduanya terbuat dari plastik dan benang katun yang ditenun rapi. Ari Bayuaji memulai proyek seni ‘Weaving The Ocean’ di Sanur, Bali, dengan memanfaatkan jaring ikan bekas dan tali plastik yang tersangkut di tanaman bakau. Tujuannya, mengatasi masalah lingkungan dan merevitalisasi ekonomi lokal.

My Diary 1, 2 dan 3 karya Eun Vivian Lee
Sedangkan Arin Dwihartanto, tak ingin mencemari tanah dengan bahan kimia beracun. Maka ia mengumpulkan semua resin sisa dan sisa potongan dari karya kanvas untuk membuat karya patung baru dalam Leftovers #4. Lalu Eun Vivian Lee, memanfaatkan kertas murbei yang tidak terpakai dan mewarnainya. Ia menciptakan karya yang halus dan lembut: My Diary 1, 2 dan 3.
Tak kalah menarik adalah instalasi seni bertajuk Food Monster. Mulyana, seniman yang banyak mengangkat kehidupan laut yang penuh misteri, merajut bentuk-bentuk visual dari biota laut seperti gurita, udang atau lainnya. Karya rajutnya yang berbahan benang, dacron dan plastic net, kemudian ditampilkan seolah deretan menu di atas meja makan.

Food Monster Karya Mulyana
Masih banyak karya unik lainnya. Seperti fokus pameran: kelestarian lingkungan, karya-karya yang dipamerkan, menggugah kesadaran pengunjung untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan alam. Pameran yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 21 Februari lalu, menyatukan para seniman dalam satu misi yang sama: melestarikan planet bumi melalui upaya imajinatif dan kreatif.
Editor / Penulis : Siti Nurbaiti.
Foto Foto : Siti Nurbaiti.
Leave a Reply